Monday, August 27, 2012

Ini Bukan Perbuatan Makhluk..!!

Siang itu, terik sinar matahari menusuk kulit. Seorang laki-laki diiringi anak kecil sedang melintasi jalan setapak. Mau kemana mereka..?? Yuk kita ikuti..
Sang bapak bertubuh tinggi sedang memanggul ancau, sebuah alat tradisional untuk menjaring ikan. Sang anak, laki-laki kecil bertubuh kurus berjalan tertatih mengiringi langkah bapaknya menenteng sebuah tempat ikan. Oh, rupanya mereka mau menjaring ikan. Memang, dimusim seperti ini menjaring ikan menjadi pekerjaan para bapak sekedar untuk mendapatkan lauk makan. Apalagi ekonomi sedang sulit. Indonesia baru saja merdeka, mencari usaha sangat sulit.
Ancau diangkat.. Alhamdulillah beberapa ikan menggelepar tersangkut di jaring. Rejeki halal dari Sang Maha Pencipta.

Hari beranjak menuju sore, waktu Ashar hampir tiba. Sang bapak, seorang laki-laki muslim taat tidak ingin ketinggalan sholat. Dia pun mengajak anaknya pulang, meski hasil yang didapat tidak seberapa. Toh, apa artinya banyak rejeki namun tidak berkah, demikian mungkin yang ada dibenak si bapak.
Mereka pun berjalan beriringan, dengan langkah yang semangat. Terbayang gurihnya ikan segar yang dimasak. Mungkin ibu sudah menanti di rumah dengan kepulan nasi putih yang wangi, hasil dari sawah sendiri.

Akhirnya, mereka sampai di jembatan kecil yang melintang diatas kali yang juga kecil, tidak jauh dari rumah. Ah, gurihnya ikan tidak akan lama lagi bisa dinikmati... Diseberang sungai, nampak seorang laki-laki bertubuh besar dibalut kulit gelap juga ingin menyeberang. Laki-laki itu memandang tajam kepada mereka, entah apa yang ada dihatinya. Mereka pun berpapasan... Sreet... wadah berisi ikan tiba-tiba berpindah ke tangan laki-laki tersebut. Sebuah gerakan cepat dan tepat tidak sempat disadari oleh anak dan bapak. Hasil berpanas dipanggang teriknya matahari demi mendapatkan lauk sehari lenyap. Laki-laki itu berlari cepat dan menghinlang dibalik rimbunan. Tak sempat mengejar, sang bapak hanya mampu terdiam. Lenyap sudah harapan, hilang sudah impian. Sang anak menatap si bapak dengan pandangan sedih. Terbayang olehnya betapa capek bapaknya meancau ikan, kini hasilnya dirampas orang. Si bapak mengerti apa yang ada dibenak anaknya, bijak dia menasehati, “Nang.. ini kada gawian makhluk..!!” (Nak, ini bukan perbuatan makhluk).

Apa maksudnya..?? Kalau ini bukan perbuatan makhluk lantas perbuatan siapa..?? Hai.. bukankan semua yang terjadi, apapun dan bagaimanapun itu adalah bagian dari ketentuan ilahi. Setiap perbuatan makhluk hakikatnya adalah perbuatan sang Khalik. Percuma marah kepada makhluk, karena sebenarnya mereka tidak punya daya dan upaya, La Haula wa La Quwwata Illa Billah... Itulah rupanya yang ingin disampaikan si bapak kepada buah hatinya. Biarkan saja yang mesti terjadi itu tetap terjadi, toh semuanya sudah digariskan oleh ilahi. Menjaga hati agar tetap menerima dengan tabah, itulah yang semestinya dilakukan, bukan menggerutu dan menyesali kejadian.

Luar biasa... Disaat mendapat ujian, hasil keringat dirampas orang, si bapak masih mampu memberi pengajaran kepada anaknya. Rupanya tauhid telah tertanam begitu dalam di lubuk hati dan telah menguasai jiwanya.

Tahukah Anda siapa bapak dan anak itu. Nama si bapak adalah Abdul Ghani dan anaknya Muhammad Zaini. Mereka adalah manusia mulia yang telah ditakdirkan Tuhan untuk menjadi bagian cerita semesta. Muhammad Zaini kelak menjadi seorang ulama besar yang dikenal dengan al-‘Allamah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau Abah Guru Sekumpul.

Semoga kita bisa memetik hikmah dari kejadian tersebut. Amiin Allahumma Amiin..

Diceritakan ulang oleh Abu Zein berdasarkan cerita Abah Guru.

No comments:

Post a Comment

Ingin Berlangganan Artikel Kami..?? Masukkan Email Anda Disini:

Delivered by FeedBurner