Apakah keikhlasan dan ketulusan berpengaruh pada kesuksesan?
Apakah dengan bersifat tulus ikhlas sukses bisa diraih?
Simak ilustrasi berikut :
Simak ilustrasi berikut :
Sehabis sholat Jum’at, matahari memancarkan sinarnya, silau dan panas. Anda sebenarnya ingin bergegas, namun karena harus berjejal dengan jamaah lain, terpaksa anda hanya bisa berjalan lambat sambil berdesakan. Tiba-tiba anda dihadang oleh sekolompok pengemis dengan bau keringat yang menusuk dan pakaian yang sungguh tak sedap dipandang, bagaimana kiranya perasaan anda?
Saat pulang dari kantor, anda ingin segera bertemu keluarga, sementara otak anda masih belum dingin dan netral sehabis menyelesaikan pekerjaan, atau bahkan ada yang masih belum selesai dan masih mendekam dalam kepala anda, namun ketika diperempatan lampu merah menyala. Dalam kondisi seperti itu, sekelompok anak mendekati mobil anda dan menadahkan tangan, mengganggu konsentrasi anda. Apa yang anda lakukan?
Merasa kesal mungkin akan timbul dihati dan itu wajar. Mengacuhkannya bisa saja anda lakukan, itupun sah-sah saja.
Namun, tak ada salahnya jika anda sejenak mengingat bahwa sejatinya tak ada orang yang bercita-cita ingin jadi pengemis, tak mungkin ada manusia yang mau terpuruk dalam keadaan seperti itu.
Jangan tunggu lebih lama lagi, segera ambil sedikit uang dari kantong anda dan serahkan kepada mereka. Berikan dengan hati yang tulus tanpa memikirkan apakah sebenarnya mereka masih kuat bekerja dan mengemis karena malas berusaha. Hanya akan menambah kekesalan anda.
Sekarang, apa yang anda rasakan? Saya yakin ketika anda mengulurkan tangan dengan ikhlas, satu rasa mengalir lembut dalam diri anda. Sebuah perasaan damai yang mungkin menjadi penyejuk di batin anda. Itulah arti sebuah pemberian yang dihiasi ketulusan.
Selanjutnya, tanyakan kepada diri anda; Apa yang tadi anda lakukan di mesjid? Apa yang anda kerjakan di kantor? Bukankah tadi anda juga sedang meminta? Anda berdo’a dan memohon, itu adalah sebuah permintaan kepada Tuhan. Anda bekerja dengan harapan mendapatkan hasil dari pekerjaan tersebut, sejatinya itu adalah permintaan kepada Tuhan. Perlu dicatat; Dia Maha Kuasa untuk menolak do’a-do’a anda. Dia Maha Kuasa menjadikan usaha dan pekerjaan anda gagal. Karena bau dosa-dosa yang begitu menusuk atau pakaian maksiat yang masih melekat.
Sebenarnya, kita tidaklah jauh berbeda dengan mereka yang menadahkan tangan tadi; sama-sama pengemis. Kalau memang demikian kenapa kita harus menolak mereka? Bukankah kita juga tidak mau ditolak? Ingatkah anda bahwa Allah menjanjikan ganjaran setidaknya sepuluh kali lipat dari yang tadi anda berikan, bahkan mungkin lebih banyak lagi?
Yah, kitapun ingin permintaan kita dikabulkan, pengharapan kita diperkenankan. Dan bukanlah sebuah kemustahilan bila ternyata ganjaran dari Allah adalah terkabulnya do’a-do’a kita atau suksesnya pekerjaan kita.
Sejatinya, ketulusan menumbuhkan ketenangan jiwa dan akan membuahkan kesuksesan. Kesuksesan bagi lahir dan batin anda!
No comments:
Post a Comment