Pernahkah anda menyaksikan seorang teman begitu rajin menuntut ilmu? Dimana ada majelis ilmu disitu ia selalu hadir. Tidak cukup hanya dengan itu, setelah pulang pun ia kembali sibuk mengulang pelajaran; muthala’ah. Apa yang menyebabkan ia demikian?
Anda mungkin juga pernah menyaksikan seorang pengusaha yang begitu giat bekerja. Dalam sehari ia hanya memiliki sedikit waktu untuk istirahat. Padahal harta yang dimilikinya sudah lebih dari cukup untuk membiayai hidupnya sampai ke anak cucu. Apa pula sebabnya?
Jangan heran dan merasa aneh, karena ini adalah hal yang biasa dan sangat wajar. Hanya saja kenapa hal tersebut tidak terjadi pada diri kita?
Sekarang lihat lagi sekeliling kita. Ternyata ada pula manusia yang begitu malas menuntut ilmu, padahal ia ditugaskan orang tuanya untuk bersekolah, kuliah atau sejenisnya. Ada pula manusia yang meski kondisi ekonominya memprihatinkan namun tak tergerak jasadnya untuk bekerja, malah lebih suka menadahkan tangan atau menanti belas kasihan dari orang lain. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Kenapa dua jenis manusia pertama begitu kuat sementara dua berikutnya begitu lemah?
Jawabnya adalah karena dua jenis yang pertama memiliki energi dan spirit sementara yang berikutnya tidak. Apa energi itu?
Itulah cinta.Cintalah yang mampu membuat sesuatu yang berat menjadi ringan. Cintalah yang mengikis virus malas. Cinta menimbulkan kekuatan, cinta melahirkan harapan.
Dengan cinta manusia siap mengorbankan apa saja untuk meraih yang dicintainya. Bersama cinta manusia mampu bertahan menghadapi badai dalam hidupnya.
Bila anda mencintai ilmu, anda akan mengejarnya sampai kemanapun. Bila anda mencintai harta, anda akan meraihnya walau dengan cara apapun.
Akan tetapi, pernahkah anda membayangkan bagaimana rasanya bila kita kehilangan yang kita cintai? Seperti apa sakitnya bila kita gagal meraih yang dicintai?
Sekarang mari kita merenung. Apakah ada yang tak bisa musnah selain dari Tuhan? Apakah semuanya bisa kekal? Tidak! Semuanya bisa lenyap dalam sekejap. Dalam beberapa jam saja api bisa membakar harta yang kita kumpulkan bertahun-tahun. Dalam beberapa detik saja gegar otak atau gangguan saraf bisa melupakan ilmu yang kita rekam di memori kepala. Yah, tak ada yang abadi selain dari Tuhan.
Love God! And in love find the fulfilment of your life, demikian sebuah masehat bijak. Cintai Tuhan, dalam cinta tersebut hidup anda akan terpenuhi!
Ya, mencintai Tuhan adalah inti dari segalanya. Dengan mencintai Tuhan kita akan mendapatkan spirit dan energi untuk melaksanakan segala yang diperintahkanNya dan pada akhirnya menikmati hasilnya. Siapa yang berani mengatakan menuntut ilmu dan bekerja bukan bagian dari perintahnya?
Dalam al-Qur’an dan al-Hadits kita menemukan betapa manusia diperintah untuk hidup giat. Kita diperintah untuk menuntut ilmu, kita juga disuruh untuk bekerja mencari nafkah. Dan bila kita melaksanakannya berpondasikan rasa cinta kepada Tuhan, tak akan ada lagi rasa malas di hati kita karena semuanya bernilai ibadah. Allah tidak akan menyia-nyiakan perbuatan hambanya yang dilakukan berdasarkan rasa cinta kepada-Nya. Bila kita menuntut ilmu karena cinta kepada Allah, selain ilmu yang didapatkan, cinta Allah pun akan kita raih. Begitu pula dalam bekerja, meski hanya sedikit yang kita dapatkan didunia, namun nilainya tinggi disisi Allah. Dan bila memang kita harus kehilangan ilmu atau harta yang kita tuntut selama bertahun-tahun, toh kita tidak kehilangan Allah. Bukankah tak ada yang lebih bernilai selain dari Allah? Inilah inti sukses yang sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment